Wednesday, May 23, 2012

hak atas surga


Tiba-tiba saja pertanyaan yang sama terlontar lagi, entah untuk yang keberapa kali tentang beberapa sahabat yang berbeda agama. pertanyaan yang berangkali siapapun sering membahasnya dalam perbincangan ringan sambil makan semangkok bakso atau sambil duduk menikmati perjalnan. Pertanyaan, apa dia (sahabat bukan muslim) itu berhak atas surga Tuhan dengan segala kebaikannya?
***

Mereka yang pertama dengan tegas menjawab bahwa orang islam dan bukan islam, pada dasarnya, tidak berbeda. Setiap orang yang berbuat baik, seperti mendirikan lembaga sosial, menyumbangkan hartanya untuk kebajikan, berhak menerima pahala atau ganjaran dari Tuhan.

Mereka berpendapat bahwa Tuhan Maha Adil sehingga dia tidak akan mengistimewakan salah seorang diantara ciptaannya. Karena Tuhan tidak menyiakan perbuatan manusia. Tidak akan ada penilaian yang berbeda atas amalan hanya karena satu beriman dan satunya tidak.

Mereka yang kedua. Tentunya sebagahian lain dari yang pertama, mereka benar-benar menentang pendapat sebelumnya. Menurutnya bahwa seluruh manusia mesti mendapat siksa dan tidak ada yang selamat kecuali sedikit saja. Dengan anggapan tesebut maka terkelompoklah muslim atau tidak muslim. Keduanya kan mendapat siksa atas dosa di dunia namun yang menjadi pembeda adalah bahwa pengampunan hanya milik mereka yang islam. Mereka yang bukan akan kekal selamanya di neraka.

Terlalu dangkal barangkali mengelompokkan menjadi dua. Tapi begitulah kira-kira yang aku dengar tentang agama dan serangkaian pembenaran dari keduanya. Yang pertama tidak melihat alam ini kecuali kedamaian dan keselamatan, sedang yang ke dua tidak melihat sesuatu di dalamnya kecuali murka dan dendam kesumat.


Lalu..
Di mana Dia yang Maha Pengasih?
Bagaimana membuktikan Dia Maha Adil?

Aku merenung tentang apa yang sudah kulakukan dalam hidup. Manusiaku berharap ada pengampunan atas segala perbuatan buruk yang sudah terlewat, dalam doa akupun meminta kepada Tuhan untuk dapatkan kesempatan mencicipi surga.

Bagiku, di sisi Tuhan tidak mungkin ada orang mulia tanpa pembenaran, sedangkan mustahil ada orang hina dan terusir dari rahmat Tuhan tanpa alasan. Karena aku yakin Allah tidak memiliki hubungan kekerabatan denngan siapapun.

*Percakapan di atas sprai bermotif mawar merah itupun berhenti dengan senyum. Biarkan Tuhan yang menyelesaikan apa yang di luar kemampuan kita untuk pikirkan. Aku yakin pasti dia (sahabat bukan muslim) mendapatkan yang semestinya dia dapatkan. wallahualam bisshawab.


Labels: